Hampir saja ketidakberdayaan menyulut prahara besar dalam perjalanan hidupku ini, noktah-noktah kepicikan jiwa terlontar menjadi percikan api kemunafikan yang mungkin pada gilirannya mejelma sebuah kebakaran harta tak ternilai harganya bagi seorang yang berkeyakinan, beraqidah.
Ketidakberdayaan menghantarkanku kepada titik nadhir peniadaan Kekuatan dan Kemahakuasaan sang pencipta, ...ketidakberdayaan yang dengannya keyakinan atas daya dan kekuatan sang Maha Kuasa seolah tak ada ... sedikit ragu, termangu ...
Yang semetinya ketidakberdayaan sebagai karakter manusia sejak awal penciptaannya, menjadi suatu titik tolah pengakua.n bahwa betapa besar dan digjayanya sang maha pencipta. Sebab daya dan keberdayaan manusia semata hanyalah daya dan keberdayaan sang Maha Kuasa Alloh Subahanahu Wata'ala.
Alloh ! mohon dimaafkan setitik makhluq kecil ini telah sedikit ragu atas kemahakuasaan Mu. Oleh karena Engkau sedang menebalkan sisi ruang keyakinanku kepada Mu dengan sebuah ketidakberdayaan fikir dan dzikir, sehingga batas dinding nalarku stuck, sendi-sendi dzikirku kelu tak mampu meraba "wajah" Mu yang agung itu, tak kuasa berucap dan menyeru Mu Yaaa Alloh, ... aku hampir tak bisa melihat semua wujud Keagungan Mu semua Kesempurnaan Mu itu, ...
Alloh ! Ketidakberdayaanku kini adalah puncak kemahakuasaan-Mu
sebab ketika aku merasa sedikit saja bahwa daya pada diriku adalah kepunyaanku maka semakin lemah sebenarnya diriku, namun ketika sepenuh kesadaran sepenuh keyakian bahwa tiada daya dan upaya kecuali dengan daya dan upaya Engkau, maka sesungguhnya itulah kedahsyatan sebuah pengakuan dan keyakinan hidupku,
Ampuni aku yaa Alloh yang mempunyai semua Daya dan Upaya atas semua manusia, dan seluruh makhluq ciptaan Engkau.